Selasa, 23 September 2008

Buka Puasa Bersama, Banyak Suka atau Dukanya?

Buka puasa bersama *ting*, mendengar kata-kata itu saya langsung bersemangat. Bersemangat karena senang kita bisa bertemu dengan teman-teman yang kita sayangi, senang bisa ngabuburit dengan teman-teman yang kita sayangi, senang pula kita bisa makan bersama dengan mereka.

Sekarang saya sudah duduk di bangku kuliah. Banyak sekali ajakan dari teman untuk datang di acara buka bersama, entah dari teman-teman kuliah, SMA, SMP, bahkan teman-teman SD (untung teman-teman TK enggak, soalnya saya udah nggak inget siapa aja teman-teman TK saya :p). Spontan saya langsung mengatakan Ya ketika mendapat ajakan buka bersama. Kenapa? Pertama, kita bisa sekalian reuni dengan teman-teman yang mungkin sudah lama tidak kita temui, senang dong. Kedua, kalau nggak datang takutnya dikira sombong atau hilang dari peradaban (yang ini agak lebay). Ya kalo nggak ada halangan, pasti saya usahakan datang lah acara buka bersama dengan siapapun. Pasti di akhir acara juga ada sesi foto-foto. Nggak asik dong kalo nggak ikut foto, entar kalo di-upload di facebook muka kita nggak ada (eksis :D). Sesi foto-foto ini bisa dikatakan paling ditunggu-tunggu dan paling menyenangkan.

Bagian yang diatas itu bagian SUKA dari buka bersama. Adakah bagian DUKA-nya? Eits jangan salah, dukanya juga banyak lho.

Yang pertama, buka bersama dengan teman pasti nggak cuma sekali aja. Seperti yang saya bilang tadi, ada buka bersama dengan teman kuliah, SMA, SMP, bahkan SD. Untuk buka bersama dengan banyak orang, tentunya dipilih tempat makan yang besar pula (sebut saja restoran). Restoran ya bukan warung lesehan di pinggir jalan itu, tarifnya beda jauh soalnya. Oke kita hitung saja misalnya kita harus membayar iuran buka bersama sebesar Rp 15.000,00. Padahal ada empat kali acara buka bersama dengan teman kuliah, SMA, SMP, dan SD. Berarti biaya yang harus kita keluarkan untuk buka bersama sebesar Rp 60.000,00. Itu kalau biayanya hanya Rp 15.000,00, tidak menutup kemungkinan sekali bayar lebih dari Rp 15.000,00. Belum lagi kalau diajak buka bersama dengan teman dekat atau dengan pacar, kalau pacarnya nggak modal dan minta dibayarin gimana? (Itu derita loe :p). Total budget untuk buka bersama bisa mencapai Rp 100.000,00 lho. Iya kalo kita rajin nyisain uang saku dari orangtua, kalo nggak kita bakal kelabakan dong. Jadi intinya keseringan buka bersama bikin BOKEK atau KANKER (kantong kering).

Kedua, kalo ada janji buka bersama dengan teman pasti kita berangkat dari sore. Biasanya kumpul dulu di suatu tempat lalu berangkat bersama-sama ke tempat tujuan. Setelah adzan maghrib, mulailah acara makan-makan. Pasti setiap acara makan-makan kita nggak langsung pulang. Adalah pasti yang menunda kepulangan kita entah itu hanya sekedar ngobrol-ngobrol atau cari tempat yang cocok buat foto bareng. Pulang ke rumah mungkin juga sekitar jam 8-an. Tentunya kita akan kehilangan kesempatan salat tarawih berjamaah di masjid, padahal kalau salat tarawih sendirian di rumah rasanya malas. Jadi intinya kita kehilangan kesempatan menambah pahala kita.

Terakhir, kalo ada acara buka puasa bersama, kita akan kehilangan kesempatan untuk buka bersama dengan keluarga masing-masing. Kalau saya pribadi, saya senang dengan suasana buka puasa bersama di rumah, semuanya berkumpul di meja makan dan menyantap makanan yang ada di meja makan. Terkadang kalau keseringan buka bersama dengan teman diluar, saya merasa bersalah dengan keluarga saya karena tidak ikut buka puasa di rumah.

Boleh dikatakan cerita di atas adalah pengalaman pribadi saya tentang acara buka bersama. Lebih banyak suka atau dukanya? Jujur saya akan menjawab banyak dukanya, alasan paling utama adalah kebanyakan buka bersama membuat saya BOKEK. Tetapi diambil hikmahnya saja. Berkumpul dengan teman SMA, SMP, dan SD belum tentu bisa kita lakukan setiap hari, bisa saja hanya setahun sekali dan pas bertepatan dengan bulan Ramadhan. Nggak ada salahnya kita mengorbankan uang kita demi bertemu dengan teman-teman kita sekalian makan bersama. Kalau keberatan, bisa dipersiapkan dengan mengumpulkan uang sejak sebelum bulan Ramadhan, betul betul betul?

Selasa, 09 September 2008

kepada seorang teman yang kusayang..


aku senang kemarin kita berbincang2, meski hanya lewat chat Facebook.

aku senang karena setelah sekian lama berpisah, dan frekuensi ngobrol yang tidak terlalu sering, kamu tidak berubah menjadi asing.

aku senang karena kamu bahagia dengan hidupmu, meski ada satu-dua hal yang mengganggu. 

hei kamu, teman yang kusayang, aku akan selalu mendoakanmu. 

mendoakan yang terbaik untukmu, dan untuknya. serahkan pada Tuhan ya, hanya Dia yang mengerti dan mengetahui yang kamu butuhkan.

aku hanya minta agar kamu tidak lagi menyalahkan diri untuk segala yang telah ataupun sedang terjadi, berhenti menyakiti diri sendiri, dan berbesar hati merelakan yang seharusnya pergi..


tertanda,
aku yang menyayangimu dan selalu peduli.. *peluk erat* to Mr.AS
 

enno's world Template by Ipietoon Cute Blog Design