Senin, 17 Desember 2012

beginikah rasanya utang?


Bismillah,
Bicara soal uang, bicara pula soal keegoisan.
Ya, uang terkadang membuat manusia jadi kelabakan. Sudah ber-uang, tapi masih saja merasa kehausan. 

Oke, bicara lagi soal uang...

Terkadang kita dihadapkan pada pilihan, merasa kecukupan atau terdesak kebutuhan.

Hal paling menyebalkan yang pernah kurasakan adalah ketika "terpaksa" harus nyari tambahan karena kondisi terdesak, mendadak, dan tak memegang cukup uang maka solusinya adalah Ngutang!.

Berdasarkan pengalaman, 

rasa-rasanya pantang untuk sekedar cari belas kasihan orang dengan cara Ngutang!.

bukan karena sombong atau merasa tak membutuhkan bantuan orang. Hanya saja cukup sekali ini pengalaman mencari-cari utangan kepada orang-orang.

dan, apakah kau mau tahu seperti apa rasanya Ngutang?!.

Dalam hatiku semakin mantap untuk terus berjuang agar kelak bisa memberikan utangan-utangan kepada orang-orang yang membutuhkan uang. Karena sekarang aku tahu bagaimana rasanya ngutang!, kawan.

Betul-betul kelihatan sekarang, siapa teman dan siapa orang yang hanya peduli dengan keegoisan. Disaat kondisi seorang teman terdesak, dan disaat bersamaan dia memiliki uang lebih yang bisa dipinjamkan tapi sikap diam, atau bahkan sikap plin plan yang ia tunjukkan.

bagaimana dengan dirimu kawan?!.

apakah kalau ada temanmu yang ngutang, kau abaikan dengan cari-cari alasan?.

padahal kau bisa saja meminjamkan sebagian uangmu, toh akan dikembalikan.

Apa kau takut akan ditipu oleh temanmu yang berhutang hingga kau bersikap plin=plan?. yang awalnya bilang akan meminjamkan, sehari kemudian kau bilang ini itu dengan berbagai alasan menggagalkan?.



bagi yang lagi terdesak keuangan, ingatlah ... Bila Alloh hendak memberi rezeki maka tak seorang pun dapat menghalanginya

Kamis, 13 Desember 2012

mendayu bersamamu @bams_St






Sebentar saja, perasaan itu tumbuh..
Sebentar saja, duniaku berubah..
Seperti cinta seperti mimpi,
Yang aku rasakan benar-benar membahagiakanku...

Seakan matahari ada dalam pelukanku
Dan terangnya menghiasi arah langkahku..
Seperti cinta seperti mimpi,
Yang aku inginkan adalah hatinya...

Senyumnya adalah cinta di hatiku,Harapan di dalam hidupku

Dan do'a untuk masa depanku...

Senyumnya adalah hal baru yang menguatkan langkahku,
Untuk berjalan ke arah depan
Untuk mencari sebentuk kebahagiaan..

Senyumnya akan menjadi alasan terbaik
Yang akan membuatku terus berpikir..
Untuk membahagiakannya
Dan Untuk menyenangkan hatinya...

Tuhan, dekatkan lah aku dengannya..
Dekatkan lah aku pada hatinya...
Agar aku bisa terus menyayanginya,
Agar aku bisa selalu membahagiakannya...

The Butterfly Effect: Menyempurnakan Ketidaksempurnaan

Ada yang pernah nonton film The Butterfly Effect? Ketika seorang pria--yang tampak begitu mencintai dan mau melakukan apa saja untuk orang-orang terdekatnya--mendapati hidupnya menjadi tak sempurna karena suatu kejadian di masa kini, lalu menemukan sebuah "alat" yang bisa membawanya ke masa lalu. Dalam pikirannya saat itu--dan mungkin dalam benak semua orang--kembali ke masa lalu adalah berarti memperbaiki segala kesalahan yang akan membuatnya menjadi baik-baik saja di masa sekarang.

Pada akhirnya, segala yang ia perbaiki ketika kembali di masa lalu memang menyelamatkannya dari kehilangan-kehilangan. Tanpa mungkin ia sadari, jika satu langkah yang diambil, apa pun itu, akan turut membenahi benang-benang takdir dan mengubah beberapa tatanan hidupnya. Semua langkah yang dilakukan untuk menghindari kehilangan, ternyata justru, hanya membawa ia menuju kehilangan-kehilangan lainnya.

Saya tiba-tiba ingat film ini, pagi-pagi ketika bangun tidur tadi. Semalam saya memang berbicara sedikit mengenai kemampuan memutar waktu. Entah, tiba-tiba saja terlintas dan membuat saya berpikir lagi mengenai waktu-waktu mana yang dulu pernah ingin saya ulangi.

Dulu saya pernah kehilangan seseorang, hanya karena alasan yang saya rasa sebenarnya masih bisa diperbaiki. Lalu saya berpikir. Mengira-ngira bagaimana jika pada saat itu saya mempunyai kemampuan untuk mengulang putaran waktu. Yang pasti, mungkin saya akan menghindari "lubang" yang membuat hubungan saya dengan dia berantakan. Lalu apa yang akan terjadi?

Kemungkinan terbesar adalah saya akan terus bersama dia. Iya, memang itu adalah hal yang dulu saya inginkan. Lantas, bagaimana dengan pertemuan-pertemuan saya dengan orang-orang setelah dia? Yang pada akhirnya membuat saya banyak belajar dan mencoba mengerti mengenai sesuatu hal? Lalu bagaimana dengan kebahagiaan-kebahagiaan yang sempat hadir setelah dia meninggalkan saya? Toh, pada akhirnya semua akan membawa kita pada sebuah jalan cerita yang berbeda-beda. Yang tak bisa dipisahkan adalah, akan selalu ada tawa, serta luka, yang mengiringi setiap cerita.

Belakangan saya ingin kembali ke masa lalu juga. Pada masa-masa sekitar saya umur lima belas tahun. Seharusnya saya sudah cukup matang. Atau jika pun belum, saya akan meminjam pola pikir saya sekarang untuk bisa dengan rutin melakukan pendekatan ke ayah. Ya, mungkin hubungan kami, pada akhirnya, tak akan menjadi seburuk ini. Bahwa memang seharusnya saya mendekati ketika ia selalu memilih untuk menjaraki. Bahwa ada seseorang yang mesti berbesar hati untuk mengalah ketika keduanya telah memiliki ego terlampau besar.

Apa yang membuat saya ingin kembali ke masa lalu? Mungkin sama seperti tokoh dalam film tersebut. Saya berusaha menghindari lubang yang menjebak saya dalam kehilangan. Kehilangan yang gelap, dalam, tanpa ada seorang pun yang bisa membuat saya keluar. Tapi tentu itu Cuma pikiran pendek yang akan saya tertawakan kemudian. Toh lubang-lubang kehilangan itu tak cuma satu. Dan jika pun saya dapat kembali ke masa lalu, bukan tak mungkin saya akan menemukan lubang lain yang lebih dalam. Lebih gelap. Dan malah membuat saya jadi lebih sulit keluar.

Apa yang membuat saya ingin kembali ke masa lalu? Mungkin karena pada dasarnya saya ingin menjadikan semuanya tampak sempurna. Lalu saya akan menertawakan kembali pikiran pendek mengenai kesempurnaan tersebut. Bahwa, bukankah setiap luka, sakit, dan kehilangan itu yang justru akan menguatkan?

Bahwa pada akhirnya, semua tulisan ini adalah versi panjang dari satu paragraf pendek dalam tulisan saya yang lainnya:

Pada saat seperti ini betapa ia ingin mempunyai kekuatan untuk mengulang putaran waktu. Agar kelak dirinya bisa memperbaiki apa-apa yang telah berlalu. Tapi tentu saja hal tersebut tak akan mungkin didapatkannya. Keinginan-keinginan itu semata adalah untuk membuat segalanya tampak sempurna. Sementara hidup, bukankah hanya bergerak dari satu ketidaksempurnaan, lantas menuju ketidaksempurnaan lainnya? Jika pada akhirnya hidup mencapai titik kesempurnaan, bukankah pada saat itu juga, ia dipastikan akan terhenti? Selesai.

jodoh itu

Mengingat banyaknya status galau, perpisahan, susahnya mencari jodoh di beberapa jejaring sosial, saya rasa ini cukup baik untuk saya bagikan. Tulisan asli dari om MT.

----



Seperti segala sesuatu di alam ini, semua jodoh ada di tangan Tuhan, dari yang paling baik sampai yang paling bermasalah.

Nah, kalau kita malas meminta dan mengupayakan untuk diberikan jodoh yang baik, bisa-bisa kita tidak dapat apa-apa, atau kalau dapat pun - dapat yang sama malasnya dengan kita.

Jika cara kita tidak baik dalam meminta dan mengambil jodoh dari tangan Tuhan, bisa-bisa yang terambil adalah yang bermasalah dan yang hanya akan menyiksa hati.

Tapi khan sudah ada hukumnya, bahwa

Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya.

Itu sebabnya,

Laki-laki yang baik akan berhati-hati meminta dan mengambil pilihan jodoh yang ada di tangan Tuhan.

Nah, wanita yang sedang ada di tangan Tuhan, yang sedang diminta oleh seorang laki-laki - tidak boleh melompat dengan tergesa-gesa melepaskan diri dari genggaman Tuhan, karena bisa-bisa jatuh ke cengkeraman laki-laki penjahat cinta.

Nah lho? Kalau sudah begitu, salah siapa?

Jadi, sebetulnya setiap orang adalah jodoh yang sedang berada di tangan Tuhan.

Setiap orang sedang menunggu pasangan yang sesuai dengan kebaikannya.

Setiap orang hanya sesuai dengan jodoh yang keindahannya sebanding dengan keindahan dirinya.

Tapi bagaimana dengan wanita baik yang 'berjodoh' dengan laki-laki yang palsu dan penyiksa?

Hmm ... untuk ini, hukumnya bukan yang di atas, tapi yang satu ini, yaitu:

Jika engkau meminta, Tuhan akan memberi.

Lha ... kalau ada orang baik, tapi memaksa meminta jodoh yang tidak baik, melanggar semua aturan, mengabaikan nasihat orang tua dan tetua, maka bisa saja Tuhan mengijinkan wanita baik untuk menikahi laki-laki tidak baik, karena sang wanita demikian memaksa.

Nah lho? Terus bagaimana?

Maka jika engkau meyakini bahwa jodoh itu ada di tangan Tuhan, bangunlah pribadi yang pantas untuk menerima jodoh yang baik, yang kau minta dari Tuhan.

Tapi, jika kau yakini bahwa Tuhan memberikan jodoh yang sesuai dengan keindahan jiwamu, maka sesungguhnya keputusan untuk memilih siapa yang sesuai denganmu, adalah keputusanmu.

Dengannya, jodohmu sebetulnya ada di tanganmu, ada di dalam keputusanmu, dan Tuhan tinggal menyetujui.

Jadi bisa ada dua sudut pandang;

Yang pertama, jodoh itu ada di tangan Tuhan, lalu kita yang minta dan memantaskan diri untuk menerima yang terbaik, atau

Yang kedua, jodoh itu ada di tanganmu, engkau yang memilih, dan Tuhan yang menyetujui.

Tak masalah apakah kau pilih sudut pandang yang pertama atau kedua, yang paling penting adalah kualitas dirimu, yaitu kepantasanmu untuk dihadiahi oleh Tuhan jodoh yang sebaik-baiknya.

Semoga dengan ini, lebih jelas bagimu apa saja yang harus kau indahkan pada hati, pikiran, dan perilakumu - agar engkau dibahagiakan oleh Tuhan dalam kehidupan dengan belahan jiwamu, yang bersamanya engkau membangun kehidupan yang damai, berbahagia, dan sejahtera, sampai bercucu dan bercicit.

Aamiin



-----



Sungguh ini tulisan yang baik

Sungguh ini bukan tulisan saya, melainkan tuliasane om Mario Teguh

Sekian

Temani Aku Sampai Tua Nanti

Aku selalu suka melihat pemandangan, foto, atau apapun yang memperlihatkan pasangan kakek nenek. Kadang mereka saling menatap dengan penuh cinta, saling tersenyum, melupakan sejenak beban hidup mereka. Cinta itu terasa seperti masih sangat banyak, padahal waktu yang mereka jalani bersama sudah sangat lama. Iri, itu pasti. Berharap aku pun menemukan pasangan yang selalu setia menemaniku hingga tua nanti...


Jadi inget lagunya Sheila on 7 yang judulnya Terima Kasih:

Percaya apapun yang akan terjadi nanti

Kau tetap pesona rahasia di lagu ini

Tak peduli berapakah berat badanmu nanti

Kau tetap yang ter...muahh..di hati...

Selasa, 04 Desember 2012

Terima Kasih telah hadir dalam hidupku @bams_st

Ingin ketempat dimana aku bisa teriak sekencang kencangnya. Aku bisa lari sejauhjauhnya .
Tempat yang hening .
tempat dimana aku bisa menangis sejadi jadinya.
dan malam ini , aku inginkan tempat itu, aku ingin mengadu .
tapi aku tak tau kemana harus berlari ,

rasa yang sudah lama tak pernah ku rasakan. rasa tangis hati . yaaaa...
Aku sudah pernah tersakiti ,
aku sudah pernah kehilangan ,
dan aku tak ingin merasakannya kembali .

Saat kau datang.
sungguh indah..
satu persatu luka itu sembuh,
satu persatu aku bisa bangkit kembali.

semua begitu indah,, candamu , tawaamu , kasih sayangmu ,,
Mata , Hidung, Telinga , dan Jemari ini tlah mengenalmu..
 

enno's world Template by Ipietoon Cute Blog Design