Senin, 17 Desember 2012

beginikah rasanya utang?


Bismillah,
Bicara soal uang, bicara pula soal keegoisan.
Ya, uang terkadang membuat manusia jadi kelabakan. Sudah ber-uang, tapi masih saja merasa kehausan. 

Oke, bicara lagi soal uang...

Terkadang kita dihadapkan pada pilihan, merasa kecukupan atau terdesak kebutuhan.

Hal paling menyebalkan yang pernah kurasakan adalah ketika "terpaksa" harus nyari tambahan karena kondisi terdesak, mendadak, dan tak memegang cukup uang maka solusinya adalah Ngutang!.

Berdasarkan pengalaman, 

rasa-rasanya pantang untuk sekedar cari belas kasihan orang dengan cara Ngutang!.

bukan karena sombong atau merasa tak membutuhkan bantuan orang. Hanya saja cukup sekali ini pengalaman mencari-cari utangan kepada orang-orang.

dan, apakah kau mau tahu seperti apa rasanya Ngutang?!.

Dalam hatiku semakin mantap untuk terus berjuang agar kelak bisa memberikan utangan-utangan kepada orang-orang yang membutuhkan uang. Karena sekarang aku tahu bagaimana rasanya ngutang!, kawan.

Betul-betul kelihatan sekarang, siapa teman dan siapa orang yang hanya peduli dengan keegoisan. Disaat kondisi seorang teman terdesak, dan disaat bersamaan dia memiliki uang lebih yang bisa dipinjamkan tapi sikap diam, atau bahkan sikap plin plan yang ia tunjukkan.

bagaimana dengan dirimu kawan?!.

apakah kalau ada temanmu yang ngutang, kau abaikan dengan cari-cari alasan?.

padahal kau bisa saja meminjamkan sebagian uangmu, toh akan dikembalikan.

Apa kau takut akan ditipu oleh temanmu yang berhutang hingga kau bersikap plin=plan?. yang awalnya bilang akan meminjamkan, sehari kemudian kau bilang ini itu dengan berbagai alasan menggagalkan?.



bagi yang lagi terdesak keuangan, ingatlah ... Bila Alloh hendak memberi rezeki maka tak seorang pun dapat menghalanginya

Kamis, 13 Desember 2012

mendayu bersamamu @bams_St






Sebentar saja, perasaan itu tumbuh..
Sebentar saja, duniaku berubah..
Seperti cinta seperti mimpi,
Yang aku rasakan benar-benar membahagiakanku...

Seakan matahari ada dalam pelukanku
Dan terangnya menghiasi arah langkahku..
Seperti cinta seperti mimpi,
Yang aku inginkan adalah hatinya...

Senyumnya adalah cinta di hatiku,Harapan di dalam hidupku

Dan do'a untuk masa depanku...

Senyumnya adalah hal baru yang menguatkan langkahku,
Untuk berjalan ke arah depan
Untuk mencari sebentuk kebahagiaan..

Senyumnya akan menjadi alasan terbaik
Yang akan membuatku terus berpikir..
Untuk membahagiakannya
Dan Untuk menyenangkan hatinya...

Tuhan, dekatkan lah aku dengannya..
Dekatkan lah aku pada hatinya...
Agar aku bisa terus menyayanginya,
Agar aku bisa selalu membahagiakannya...

The Butterfly Effect: Menyempurnakan Ketidaksempurnaan

Ada yang pernah nonton film The Butterfly Effect? Ketika seorang pria--yang tampak begitu mencintai dan mau melakukan apa saja untuk orang-orang terdekatnya--mendapati hidupnya menjadi tak sempurna karena suatu kejadian di masa kini, lalu menemukan sebuah "alat" yang bisa membawanya ke masa lalu. Dalam pikirannya saat itu--dan mungkin dalam benak semua orang--kembali ke masa lalu adalah berarti memperbaiki segala kesalahan yang akan membuatnya menjadi baik-baik saja di masa sekarang.

Pada akhirnya, segala yang ia perbaiki ketika kembali di masa lalu memang menyelamatkannya dari kehilangan-kehilangan. Tanpa mungkin ia sadari, jika satu langkah yang diambil, apa pun itu, akan turut membenahi benang-benang takdir dan mengubah beberapa tatanan hidupnya. Semua langkah yang dilakukan untuk menghindari kehilangan, ternyata justru, hanya membawa ia menuju kehilangan-kehilangan lainnya.

Saya tiba-tiba ingat film ini, pagi-pagi ketika bangun tidur tadi. Semalam saya memang berbicara sedikit mengenai kemampuan memutar waktu. Entah, tiba-tiba saja terlintas dan membuat saya berpikir lagi mengenai waktu-waktu mana yang dulu pernah ingin saya ulangi.

Dulu saya pernah kehilangan seseorang, hanya karena alasan yang saya rasa sebenarnya masih bisa diperbaiki. Lalu saya berpikir. Mengira-ngira bagaimana jika pada saat itu saya mempunyai kemampuan untuk mengulang putaran waktu. Yang pasti, mungkin saya akan menghindari "lubang" yang membuat hubungan saya dengan dia berantakan. Lalu apa yang akan terjadi?

Kemungkinan terbesar adalah saya akan terus bersama dia. Iya, memang itu adalah hal yang dulu saya inginkan. Lantas, bagaimana dengan pertemuan-pertemuan saya dengan orang-orang setelah dia? Yang pada akhirnya membuat saya banyak belajar dan mencoba mengerti mengenai sesuatu hal? Lalu bagaimana dengan kebahagiaan-kebahagiaan yang sempat hadir setelah dia meninggalkan saya? Toh, pada akhirnya semua akan membawa kita pada sebuah jalan cerita yang berbeda-beda. Yang tak bisa dipisahkan adalah, akan selalu ada tawa, serta luka, yang mengiringi setiap cerita.

Belakangan saya ingin kembali ke masa lalu juga. Pada masa-masa sekitar saya umur lima belas tahun. Seharusnya saya sudah cukup matang. Atau jika pun belum, saya akan meminjam pola pikir saya sekarang untuk bisa dengan rutin melakukan pendekatan ke ayah. Ya, mungkin hubungan kami, pada akhirnya, tak akan menjadi seburuk ini. Bahwa memang seharusnya saya mendekati ketika ia selalu memilih untuk menjaraki. Bahwa ada seseorang yang mesti berbesar hati untuk mengalah ketika keduanya telah memiliki ego terlampau besar.

Apa yang membuat saya ingin kembali ke masa lalu? Mungkin sama seperti tokoh dalam film tersebut. Saya berusaha menghindari lubang yang menjebak saya dalam kehilangan. Kehilangan yang gelap, dalam, tanpa ada seorang pun yang bisa membuat saya keluar. Tapi tentu itu Cuma pikiran pendek yang akan saya tertawakan kemudian. Toh lubang-lubang kehilangan itu tak cuma satu. Dan jika pun saya dapat kembali ke masa lalu, bukan tak mungkin saya akan menemukan lubang lain yang lebih dalam. Lebih gelap. Dan malah membuat saya jadi lebih sulit keluar.

Apa yang membuat saya ingin kembali ke masa lalu? Mungkin karena pada dasarnya saya ingin menjadikan semuanya tampak sempurna. Lalu saya akan menertawakan kembali pikiran pendek mengenai kesempurnaan tersebut. Bahwa, bukankah setiap luka, sakit, dan kehilangan itu yang justru akan menguatkan?

Bahwa pada akhirnya, semua tulisan ini adalah versi panjang dari satu paragraf pendek dalam tulisan saya yang lainnya:

Pada saat seperti ini betapa ia ingin mempunyai kekuatan untuk mengulang putaran waktu. Agar kelak dirinya bisa memperbaiki apa-apa yang telah berlalu. Tapi tentu saja hal tersebut tak akan mungkin didapatkannya. Keinginan-keinginan itu semata adalah untuk membuat segalanya tampak sempurna. Sementara hidup, bukankah hanya bergerak dari satu ketidaksempurnaan, lantas menuju ketidaksempurnaan lainnya? Jika pada akhirnya hidup mencapai titik kesempurnaan, bukankah pada saat itu juga, ia dipastikan akan terhenti? Selesai.

jodoh itu

Mengingat banyaknya status galau, perpisahan, susahnya mencari jodoh di beberapa jejaring sosial, saya rasa ini cukup baik untuk saya bagikan. Tulisan asli dari om MT.

----



Seperti segala sesuatu di alam ini, semua jodoh ada di tangan Tuhan, dari yang paling baik sampai yang paling bermasalah.

Nah, kalau kita malas meminta dan mengupayakan untuk diberikan jodoh yang baik, bisa-bisa kita tidak dapat apa-apa, atau kalau dapat pun - dapat yang sama malasnya dengan kita.

Jika cara kita tidak baik dalam meminta dan mengambil jodoh dari tangan Tuhan, bisa-bisa yang terambil adalah yang bermasalah dan yang hanya akan menyiksa hati.

Tapi khan sudah ada hukumnya, bahwa

Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya.

Itu sebabnya,

Laki-laki yang baik akan berhati-hati meminta dan mengambil pilihan jodoh yang ada di tangan Tuhan.

Nah, wanita yang sedang ada di tangan Tuhan, yang sedang diminta oleh seorang laki-laki - tidak boleh melompat dengan tergesa-gesa melepaskan diri dari genggaman Tuhan, karena bisa-bisa jatuh ke cengkeraman laki-laki penjahat cinta.

Nah lho? Kalau sudah begitu, salah siapa?

Jadi, sebetulnya setiap orang adalah jodoh yang sedang berada di tangan Tuhan.

Setiap orang sedang menunggu pasangan yang sesuai dengan kebaikannya.

Setiap orang hanya sesuai dengan jodoh yang keindahannya sebanding dengan keindahan dirinya.

Tapi bagaimana dengan wanita baik yang 'berjodoh' dengan laki-laki yang palsu dan penyiksa?

Hmm ... untuk ini, hukumnya bukan yang di atas, tapi yang satu ini, yaitu:

Jika engkau meminta, Tuhan akan memberi.

Lha ... kalau ada orang baik, tapi memaksa meminta jodoh yang tidak baik, melanggar semua aturan, mengabaikan nasihat orang tua dan tetua, maka bisa saja Tuhan mengijinkan wanita baik untuk menikahi laki-laki tidak baik, karena sang wanita demikian memaksa.

Nah lho? Terus bagaimana?

Maka jika engkau meyakini bahwa jodoh itu ada di tangan Tuhan, bangunlah pribadi yang pantas untuk menerima jodoh yang baik, yang kau minta dari Tuhan.

Tapi, jika kau yakini bahwa Tuhan memberikan jodoh yang sesuai dengan keindahan jiwamu, maka sesungguhnya keputusan untuk memilih siapa yang sesuai denganmu, adalah keputusanmu.

Dengannya, jodohmu sebetulnya ada di tanganmu, ada di dalam keputusanmu, dan Tuhan tinggal menyetujui.

Jadi bisa ada dua sudut pandang;

Yang pertama, jodoh itu ada di tangan Tuhan, lalu kita yang minta dan memantaskan diri untuk menerima yang terbaik, atau

Yang kedua, jodoh itu ada di tanganmu, engkau yang memilih, dan Tuhan yang menyetujui.

Tak masalah apakah kau pilih sudut pandang yang pertama atau kedua, yang paling penting adalah kualitas dirimu, yaitu kepantasanmu untuk dihadiahi oleh Tuhan jodoh yang sebaik-baiknya.

Semoga dengan ini, lebih jelas bagimu apa saja yang harus kau indahkan pada hati, pikiran, dan perilakumu - agar engkau dibahagiakan oleh Tuhan dalam kehidupan dengan belahan jiwamu, yang bersamanya engkau membangun kehidupan yang damai, berbahagia, dan sejahtera, sampai bercucu dan bercicit.

Aamiin



-----



Sungguh ini tulisan yang baik

Sungguh ini bukan tulisan saya, melainkan tuliasane om Mario Teguh

Sekian

Temani Aku Sampai Tua Nanti

Aku selalu suka melihat pemandangan, foto, atau apapun yang memperlihatkan pasangan kakek nenek. Kadang mereka saling menatap dengan penuh cinta, saling tersenyum, melupakan sejenak beban hidup mereka. Cinta itu terasa seperti masih sangat banyak, padahal waktu yang mereka jalani bersama sudah sangat lama. Iri, itu pasti. Berharap aku pun menemukan pasangan yang selalu setia menemaniku hingga tua nanti...


Jadi inget lagunya Sheila on 7 yang judulnya Terima Kasih:

Percaya apapun yang akan terjadi nanti

Kau tetap pesona rahasia di lagu ini

Tak peduli berapakah berat badanmu nanti

Kau tetap yang ter...muahh..di hati...

Selasa, 04 Desember 2012

Terima Kasih telah hadir dalam hidupku @bams_st

Ingin ketempat dimana aku bisa teriak sekencang kencangnya. Aku bisa lari sejauhjauhnya .
Tempat yang hening .
tempat dimana aku bisa menangis sejadi jadinya.
dan malam ini , aku inginkan tempat itu, aku ingin mengadu .
tapi aku tak tau kemana harus berlari ,

rasa yang sudah lama tak pernah ku rasakan. rasa tangis hati . yaaaa...
Aku sudah pernah tersakiti ,
aku sudah pernah kehilangan ,
dan aku tak ingin merasakannya kembali .

Saat kau datang.
sungguh indah..
satu persatu luka itu sembuh,
satu persatu aku bisa bangkit kembali.

semua begitu indah,, candamu , tawaamu , kasih sayangmu ,,
Mata , Hidung, Telinga , dan Jemari ini tlah mengenalmu..

Sabtu, 29 September 2012

Aku Lelah (I'm off)


Aku menghela nafas panjang, menahan semua amarah yang ada di dada. Sesak rasanya jika selalu memikirkan hal yang sama. Aku tak ingin mengatakan aku tak tahu lagi dan aku pun tak ingin lagi mengatakan aku bingung. Bukan mengesampingkan atau tak mendengarkan mereka, orang-orang yang selalu mendukungku, namun aku lelah.
“Semangaaaat!” teriak seseorang di seberang sana. Seorang ibu yang akan terluka jika melihat, mendengar anaknya tengah sedih, terluka, takut, dan segala macam rasa tak nyaman yang dirasakan anaknya.
Sedih, kesal, jengkel. Itu mungkin yang ku rasakan. Tak pernah ku rasakan sebelumnya seperti ini. Kesabaran yang ku rasa sudah di ambang batasnya. Aku yang selalu bisa bertahan dengan segala keadaan, kini mengaku kalah. Ini bukan pertama kalinya aku menghadapi keadaan seperti ini. Bukan hanya sekali, dua kali, tapi sering. Aku selalu bisa bertahan. Aku tak pernah mengeluh dan aku selalu bisa melewatinya. Namun, kali ini aku lelah. Aku lelah menghadapimu. Aku tak tahu bagaimana memperlakukanmu.
“Hei, kau. Kau tahu. Dalam hal ini, kau satu-satunya orang yang bisa buatku menangis. Aku tahu kau merasakan apa yang ku rasakan. Tapi, tak bisakah kau mengubah sikapmu, instropeksi diri, buktikan bahwa kau bisa menggantikan air mata yang ku keluarkan.”
Andai saja aku bisa mengatakan hal itu. Sayangnya aku bukan orang yang mudah berucap, aku bukan orang yang pandai menggunakan kata-kata hingga tak menyakiti perasaan.
Aku tak menyalahkanmu, tak menyalahkan dia, tak menyalahkan siapapun. Aku hanya merasa lelah. Lelah dengan keadaan.
Aku ingin pulang.  Aku ingin mengasingkan diri. Setidaknya aku tak ingin di dua tempat ini; kampus dan kosan. Aku bosan. Sungguh bosan. Amat bosan. Aku ingin waktu untuk menenangkan diri. Aku butuh waktu untuk menyendiri.  Aku butuh tempat untuk  menenangkan pikiran ini.
Ibu, aku ingin pulang.

Minggu, 16 September 2012

Puding Semangka ala Retno Anggraini :P




Yuhuuuuuuu ini dia Puding Tralala trilili yang aku bikin dengan amat sangat sukses diwaktu libur lalu....Puding semangka......
Bahan:
* 500 ml susu segar
* 150 gr gula pasir
* 2 bks agar-agar bubuk putih
* 1/2 sdt garam
* 2 btr kuning telur
* 2 btr putih telur
* 1 sdm kismis, potong kecil
* Pewarna merah, kuning dan hijau secukupnya
Cara Membuat :
> Kocok kuning telur dengan garpu, sisihkan.
> Masak susu, agar-agar, gula dan garam hingga mendidih. Ambil 2 sendok sayur, tuang kedalam kuning telur, aduk rata, tuang adonan ini kedalam agar-agar. Didihkan sekali lagi. Angkat.
> Kocok putih telur hingga kaku, tuangi agar-agar panas sedikit demi sedikit sambil terus dikocok dengan kecepatan rendah, sampai agar-agar habis.
> Adonan dibagi 2, satu bagian diberi warna merah dan potongan kismis. Tuang kedalam loyang segitiga.
> Satu bagian lagi, dibagi 2. satu diberi warna kuning, satu lagi diberi warna hijau. Tuang warna kuning diatas agar-agar merah, biarkan setengah beku sebentar, tuangi agar-agar hijau. Bekukan.
> Lepaskan dari loyang, potong-potong. Sajikan.

Minggu, 02 September 2012

Mencintai dan Membenci Tanpa Alasan

Selama ini, di sela rutinitas harian saya, selalu ada waktu dimana saya berjumpa dengan teman-teman, baik yang reguler walaupun yang kadang sudah tahunan tidak bertemu. Kami saling bertukar cerita, pengalaman dan tentunya gosip-gosip terbaru baik tentang lingkungan kami atau pun tentang kami sendiri. Tentunya topik yang paling hangat adalah percintaan, “Si Anu mau kawin ama si Inu.” atau “Gua sekarang lagi sama si Ini.”

Dan bergulirlah pembicaraan dengan lancar; rentetan pertanyaan, komentar-komentar, saling menunjukkan foto dan harapan-harapan. Sampai salah satu dari kami biasanya terdiam dan tiba-tiba bertanya dengan serius, “Kenapa loe suka sama dia?” –dengan berbagai varian tentunya-

Saya sering sekali mendapatkan pertanyaan itu. Entah dari pihak teman, keluarga dan tentunya dari pasangan saya sendiri. Biasanya kalau saya lagi malas berargumen, saya akan mencari jalan pintas dengan mengatakan, “Ya, dia orangnya baik, pinter, rajin menabung, etc., etc.” Tapi ada kalanya, apabila yang bertanya benar-benar terlihat serius, maka jawaban saya akan sangat singkat. Dua kata:

“Gak tahu…”

Di saat itulah biasanya si penanya akan membona dan merongrong saya dengan tuntutan detil yang lebih.

Tapi saya tetap keukeuh tidak akan menjawab lebih karena memang itulah yang saya rasakan. Tapi saya akan mengelaborasikan mengapa saya menjawab seperti itu.

Cinta adalah sesuatu yang sangat abstrak dalam hidup. Dia tidak punya rumusan karena dia adalah sebuah “angka” yang sudah absolut, bukan hasil dari perhitungan apa pun. Dia adalah sebuah rasa yang tiba-tiba ada, kadang dan bahkan seringkali, tanpa alasan yang jelas. Perasaan itu bisa muncul pada saat pandangan pertama, kencan kelima atau bahkan beberapa tahun kemudian setelah jumpa pertama.

Biasanya orang yang di hadapan saya hanya mengangguk-angguk, tersenyum simpul dan berkomentar, “Dasar hopeless romantic.” Dan saya pun meneruskan.

Cinta adalah antonim dari benci.

Bukan hanya dari sisi bahasa, namun juga dari sisi fonetik. Ketika kita mengucapkan “Cinta”, kita akan melepaskan akhiran “a” dengan sedikit helaan nafas, hampir seperti harapan yang menggantung di ujung lidah kita. Sebuah kata yang hampir tidak mungkin diteriakkan dengan kasar. Sebaliknya, kata “Benci” adalah kata yang terputus oleh akhiran “i”-nya. Kata yang sangat nyaman untuk dilontarkan dengan keras dan kita bisa menangkap perasaan negatif dibaliknya.

Begitu pula dengan sifatnya. Benci adalah sesuatu yang membutuhkan alasan karena kita tidak bisa –dan tidak boleh- membenci sesuatu atau seseorang tanpa sebab. Benci adalah sebuah akibat; “Gua benci pare karena pahitnya pol.” atau “Gua benci dia karena keteknya bau.” Meskipun kadang kita bisa merasakannya tanpa sebab, tapi kita selalu merasa salah karena kita sebenarnya tahu kalau benci memerlukan sebuah alasan, karena kalau tidak, hal itu menjadi salah atau minimal, tidak layak.

Cinta sebagai antonim sejati memiliki sifat yang berlawanan. Dia tidak butuh alasan sama sekali untuk menjadikannya nyata. Kita bisa melihat orang di sebuah mall dan tiba-tiba berkata dalam hati, “Duh, gua jatuh cinta sama dia.” Yah, meskipun itu agak aneh, tapi kejadian ini sering terjadi dan itu sah-sah saja.

Buat saya pribadi, cinta sejati tidak punya alasan. Dia akan menjalar dengan ganas di sekujur tubuh kita tanpa aba-aba dan bersarang di lubuk hati yang paling dalam. Itulah cinta yang seharusnya kita, sebagai manusia, bisa rasakan.

Karena cinta tidak mengenal sebab; dia adalah sesuatu yang mutlak.

Pada saat itu, siapa pun di hadapan saya akan terdiam lagi. Dan berkomentar,

“Dasar hopeless romantic…”

Sabtu, 01 September 2012

Blog Sampah

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Begitu pula, sebaik-baiknya blog adalah yang paling bermanfaat bagi pengunjungnya, pembacanya.

Tapi saya rasa akhir-akhir ini blog ini tidak banyak memberikan manfaat bagi pengunjungnya, maklum postingan yang ada hanya sekedar postingan tak penting, mulai dari opini sesat hingga foto abal-abal. Pun kalau ada yang tersesat di blog ini dan sempat membaca beberapa isinya, anggap saja itu kecelakaan dan mesin pencari google adalah biang keladinya. Bagi anda yang terlanjur “berlangganan” postingan lewat email, atau sekedar “membalas kunjungan”, yah terima kasih sudah mau menghabiskan waktu anda.


Yah mau diapa lagi, terlepas dari konten blog ini yang tidak bermanfaat, sebatas itulah kemampuan saya ngeblog (menulis, posting foto, ataupun sekedar copas), pemakluman adalah alasan klasik anda tetap berkunjung ke blog ini. Sepertinya “kewajiban” komitmen posting tiap hari (postaday2012, yang akhirnya juga gagal) membuat saya sedikit tertekan menghasilkan tulisan yang menarik, bermanfaat, “baik dan benar”. Jadilah blog ini berisikan postingan abal-abal, ala kadarnya. Kata pamantyo, kalau sekedar blog seperti ini, semua orang pun bisa. EGP. Tokh tujuan saya ngeblog iseng saja, tak ada niatan dikunjungi banyak orang yang berbonus jadi terkenal. Saya cuma belajar -berkomitmen- menulis (tiap hari) apa saja di blog ini, ibarat anda yang hobi karaokean atau jalan-jalan di mall atau main bola atau nonton film atau main game, ngeblog adalah hobi saya, entah mengapa saya bisa tersesat di hobi nyeleneh seperti ini.

Akhirnya, pesan saya hari ini, kalau mau tulisan bermanfaat, segeralah menjauh dari blog ini dan jangan pernah kembali. Maafkan saya yang hanya membuat blog sampah seperti ini. Hehehe… Maaf dan terima kasih.

Kamis, 23 Agustus 2012

Mengejar Mimpi = Mengejar Kebahagiaan

Apa sih tujuan hidup kita?

Konon, ini pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh sebagian besar masyarakat dunia. Kita seringkali bingung dan nggak ngerti apa tujuan kita berada di planet ini.


Ada yang bilang mencari kebahagiaan, ada yang bilang menghasilkan uang, ada yang bilang mengejar impian. Yeahh.. emang bener sih.. tapi hanya sedemikian sederhanakah? Apa hidup hanya sebatas bahagia, punya duit dan mengejar mimpi? Trus, kalo udah bahagia, kaya dan sukses tapi nafasnya megap-megap di rumah sakit gimana? Atau bahagia, kaya dan sukses tapi dikejar-kejar polisi karena menggelapkan uang, gimana?

Okay.. aku percaya tiap kita terlahir ke dunia ini dengan tujuan hidup yang berbeda. Bukan sekedar nyari duit kayak mottonya sebagian besar orang, tapi ada sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih mulia bahkan dari hidup kita sendiri. Sedih aja kalo kita sampe bertujuan hidup hanya untuk menghasilkan uang. Duh.. money oriented banget sihh.. tar begitu duitnya habis entah ke mana, nelangsa deh yang ada..

Menurut seorang pakar (aku gak tau dia pakar apa), kita harus mengukur apa yang kita lakukan dalam hidup dengan standar kebahagiaan kita sendiri, karena standar kita itu berbeda dengan orang lain. Maksudnya gini. Ada orang yang bisa menghasilkan puluhan juta rupiah dalam sebulan, tapi belum bahagia. Sementara, ada orang-orang yang hanya berpenghasilan satu juta, tapi udah puas. Yang gajinya gede, bisa jadi akar permasalahannya bukan pada banyaknya gaji, tapi kekurangan akan sesuatu yang belum dimilikinya. Kalo kita merasa belum puas dengan apa yang kita miliki (mungkin maksudnya yang kita bisa ubah..), maka kita harus memperjuangkannya. Sementara kalo kita udah puas, ya udah.. walaupun standarnya jauh di bawah standar orang lain, kita bisa tetap bahagia kaan, karena standar yang kita pergunakan adalah standar pribadi kita sendiri..

Jika ditanyakan kepadaku (inilah asyiknya punya blog, walaupun gak ada yang nanya, kita tetap berhak untuk memberikan pendapat) apa arti kebahagiaan.. mungkin aku gak akan menyebutkan uang/ harta/ kepemilikan sebagai yang utama. Bagiku yang terpenting adalah kepuasan batin. Jika kita puas karena berhasil mencapai sesuatu, kita melakukan apa yang telah Tuhan taruh sebagai bakat/ potensi/ passion dalam diri kita, maka uang akan datang dengan sendirinya. Tapi kalo kita cuma bertujuan menghasilkan uang sebanyak-banyaknya, kita nggak akan pernah berkontribusi pada hal-hal lain di luar diri kita. Kita nggak akan mengetahui bahwa ada hal-hal lain yang lebih besar dari diri kita dan segala persoalannya..

Lalu, kenapa banyak orang gak berhasil mengejar kebahagiaan?

Alasan utamanya : karena takut. Takut nggak mampu/ takut mencoba, takut kekurangan waktu/ merasa sudah terlambat, takut kata orang, takut gagal, takut sukses/ takut dikucilkan, takut berkomitmen, takut akan hari kiamat, takut akan hal-hal yang belum jelas.. banyak hal! Padahal, rasa takut seringkali lebih besar dari apa yang ditakuti. Sebenernya sih nggak jelas apa yang akan terjadi, tapi karena udah keburu takut, jadi gak maju-maju deh. Seharusnya, karena kita belum pasti dengan apa yang ada di depan kita, kita punya iman dan keteguhan yang jelas untuk mewujudkan mimpi dan harapan kita kaan..

Konon, bagi wanita, ada yang dinamakan dengan krisis perempat baya.. pada umur segini, baru akan terasa deh kegalauan dan kebingungan dalam pemikiran-pemikiran tentang kehidupan! Aku adalah contoh yang jelas. Suatu hari dalam hidupku, ketika aku berumur 20 th, aku tiba-tiba terbangun dan menyadari bahwa aku belum melakukan sesuatu yang cukup berarti dalam hidup. Dari situlah petualangan sesungguhnya dalam hidupku dimulai..

Yeah.. sejujurnya, selama ini aku tuh tipe orang yang terlalu takut akan kata orang. Aku dibesarkan dalam lingkungan yang penuh tekanan dan harus selalu pasang antena tinggi-tinggi terhadap ‘kata orang’. Itu sebabnya banyak orang bilang aku jaim setengah mati. Memang, aku gak menampik. It’s me at all. Aku tumbuh dengan ide bahwa untuk survive dalam hidup kita mesti jaim. Padahal, sesudah tumbuh dewasa baru aku berpikir. Ngapain mesti jaim? Capek. Kenapa aku gak boleh jadi diri sendiri dan mengemukakan pendapat-pendapatku? Kenapa mesti ada benar dan salah? Kenapa kita harus memperjuangkan pembenaran atas diri sendiri? Kamu boleh ngomong apapun yang benar versi kamu, tapi bukan berarti itu mengubah kenyataan bahwa saya pun benar, menurut versi saya. Hoho, this is my motto now. Sekarang, tutup kuping deh. Capek denger omongan orang. Sebagaimana aku membiarkan orang lain jadi diri mereka sendiri dan tidak menuntut apapun, aku berharap aku pun dibiarkan menjadi diriku sendiri dan bebas mengekspresikan diri dong.. Yes, I’m worth it. Really, really worth it!!

Jika kita mengejar kebahagiaan yang sesuai dengan standar kita sendiri, mungkin dunia akan jadi lebih indah. Kebanyakan orang mengejar kebahagiaan dengan standar orang lain atau standar yang media ciptakan. Yaahh.. mana bisa puaslah kalo gitu? Toh tiap saat kita dijejali dengan iklan, produk dan inovasi yang terus menggempur kita dari segala penjuru.. Bisa habis duit, tenaga dan waktu kita kalo mo terus ngikutin perkembangannya..

Aku berharap, tiap kita bisa mengenali diri kita sendiri lebih baik. Menganalisa diri sendiri : ingat prinsip SWOT (strength, weaknessess, opportunities and threats) kaan? Tulis deh impian-impianmu dan apa yang akan kamu lakukan dalam hidupmu (Thomas Edison menuliskan banyak hal dan mencapai hampir semuanya!). Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dan jadilah dirimu sendiri..

Selasa, 21 Agustus 2012

Lebaran yang Menguasai



Lebaran tahun ini sangat berkesan bagiku, banyak pelajaran berharga yang aku dapatkan. Berawal dari perjalanan kami ke tempat sodara-sodara yang banyak belum aku kenal. Bertempat di sebuah desa di jawa tengah.

Matahari tampak malu-malu bersinar karena hari masih begitu pagi. Aku berjalan di sebuah pematang sawah, udaranya begitu segar tidak seperti di kotaku yang penuh dengan polusi. Aku berhenti duduk di pematang itu, memperhatikan seorang bapak yang lagi bekerja. Tampak sesekali sang bapak menyeka keringatnya. Rupanya sang bapak tau kalau sedang aku perhatikan, dia menghampiri aku.

“Adik bukan dari sini ya?” Tanya bapak itu padaku. Aku menjelaskan kalau aku sedang mengunjungi keluarga di sini. Aku tanya pada bapak itu, kenapa lebaran masih saja bekerja. Bapak bilang karena badannya akan terasa pegal-pegal kalau tidak digunakan untuk bekerja. Wah semangat bekerjanya tinggi sekali. Aku berlalu meninggalkan bapak itu karena takut mengganggu pekerjaannya.

Aku kembali ke tempat sodaraku itu, rupanya mereka lagi sibuk bikin ketupat, ternyata orang di sini masih menjunjung tinggi sikap gotong royong lho. Tidak seperti di kotaku yang orangnya sangat individualis. Banyak sekali tetangga yang membantu bikin ketupat. Ternyata mereka itu bikin ketupat tidak bersamaan dengan hari lebaran yang pertama . Mereka juga bikinnya bergantian dan saling bantu gitu. Akhirnya aku juga ikut belajar bikin ketupat. Mengayam ketupat itu gampang-gampang susah, tapi aku berhasil juga bikin ketupat, bahkan tidak hanya satu model saja , ada beberapa model ketupat dan aku bisa semua yang mereka ajarkan.

Mamaku tampak tersenyum bahagia melihat aku tampak begitu bersemangat. Kalau saja aku tidak diajak kesini tentu aku tak akan bisa bikin ketupat. Oh ya ternyata setelah ketupat jadi mereka membagikannya kepada tetangga sebelah dan kerabat-kerabat yang lain. Demikian juga sebaliknya . Wah sungguh indah sekali hidup di sini. Kekerabatan yang sangat kental begitu terasa. Saling bantu, saling berbagi, tatapan yang sangat bersahabat begitu damai di hati.

Sayang sekali aku tak bisa berlama-lama disini karena harus mengunjungi sodara yang lain. Padahal aku merasa nyaman tinggal disini. Penghuninya ramah-ramah. Andai saja dikotaku orangnya seperti disini tentu hidup jadi lebih indah. Ternyata persaudaraan itu sangat menyenangkan, maka carilah sodara sebanyak-banyaknya. Silaturahmi yang tetap terjaga akan membuat persaudaraan lebih dekat lagi.

Kini kepenuhi janjiku kalau lebaran kali ini aku akan banyak tersenyum, banyak sekali kejadian yang indah di lebaran tahun ini. Akankah tahun depan aku bisa merasakannya lagi ya.., ah cuma waktu yang bisa menjawabnya.

Selasa, 14 Agustus 2012

Bulan Puasa = Bulan Penuh Berkah = Bulan Paling Boros

Tidak terasa kita sudah bertemu kembali dengan bulan puasa. Tentu saja ini menjadi momen atau bulan yang spesial bagi kita, terutama bagi kawan-kawan umat muslim. Selama sebulan, kita diwajibkan berpuasa. Simbolisasi kita sebagai manusia untuk berlatih menahan diri dari berbagai godaan dan nafsu. Baik dalam bentuk ini, itu, maupun anu.

Sudah cukup dengan formal-formalnya, mari lanjut seperti biasa ke pembahasan keuangan yang berhubungan dengan bulan puasa.


Aktivitas apa yang terbayang di kepala anda ketika berbicara tentang bulan puasa? Tidur? Beribadah? Ngabuburit? Dan saya yakin tidak sedikit dari anda yang berpikir tentang Buka Puasa Bersama! Yaap! Secara keuangan, ini adalah aktivitas dengan bocor halus paling besar selama satu bulan ke depan. Hampir mirip dengan amplop untuk pesta pernikahan.

Believe it or not, saya sudah dapat satu undangan buka puasa bersama bahkan sebelum puasanya dimulai! Saya bukan ingin sombong karena langsung dapat undangan, tapi hanya sharing sebagai gambaran bagaimana kondisinya selama beberapa minggu ke depan. Selama sebulan ke depan, coba anda amati, berapa banyak undangan yang datang. Mari coba kita buat daftar:
  1. Buka puasa bersama keluarga besar (ini sifatnya wajib, kudu, harus, mesti datang. Bawa makanan sendiri, modal relatif lebih kecil…)
  2. Buka puasa bersama teman TK (percaya atau tidak, teman saya ada yang diundang oleh teman TK-nya. Saya? Boro-boro ingat teman TK. Saya saja lupa, pernah TK atau tidak…)
  3. Buka puasa bersama teman SD (beberapa dari kita masih ada yang keep in touch dengan teman SD. Jadii, masih oke lah..)
  4. Buka puasa bersama teman SMP (memori kita biasanya masih agak bagus di masa SMP. Jadi, undangan dari teman SMP bisa laaah..)
  5. Buka puasa bersama teman SMA (ini isinya teman masa-masa pencarian jati diri. Susah senang bareng. Harus datang!)
  6. Buka puasa bersama teman kuliah (memori tentang ngerjain paper tugas bareng, plus nyari bahan skripsi bareng juga. Harus datang!)
  7. Buka puasa bersama teman kantor (coba asumsikan jika sebelum ini, anda sudah bekerja di 3 kantor yang berbeda!)
  8. Buka puasa bersama teman komunitas (coba asumsikan juga kalau anda tergabung di lebih dari 2 komunitas!)
  9. Buka puasa bersama pacar (yaa, masa iya, sama pacar sendiri malah nggak…)
  10. Buka puasa bersama keluarga besar (kalau yang ini sampai nggak datang, waah pecah Perang Dunia ke 3!)
  11. Buka puasa bersama teman TK-nya pacar
  12. Buka puasa bersama teman SD-nya pacar
  13. Buka puasa bersama teman SMP-nya pacar
  14. Buka puasa bersama teman SMA-nya pacar
  15. Buka puasa bersama teman kuliah-nya pacar
  16. Buka puasa bersama teman kantor-nya pacar
  17. Buka puasa bersama teman komunitas-nya pacar
  18. Buka puasa bersama para mantan pacarnya pacar (ada nggak nih kira-kira?)


Kalau kita lihat di atas, terdapat potensi bahwa anda memiliki 18 even buka puasa bersama untuk puasa selama 29 hari. Coba hitung jika seandainya, anda mengeluarkan Rp 50.000,- untuk satu even. Itu berarti setara dengan Rp 800.000,-.

Jika anda berpikir bahwa puasa adalah saat yang tepat untuk berhemat keuangan karena tidak perlu keluar uang untuk makan, coba tebak. Anda salah. Bulan puasa sama saja dengan bulan-bulan lainnya kok. Jangan sampai puasa menghalangi aktivitas anda. Yaa, sepertinya begitu juga dengan pengeluaran anda.

Tapi, dari 18 daftar tersebut, anda tidak harus mendatangi semuanya lho. Pilih saja beberapa yang memang anda inginkan sesuai pertimbangan. Misalkan, anda memang sudah jarang bertemu dengan teman SD, jadi anda hanya datang ke even teman-teman SD. It’s okay. Kalau sampai teman kuliah bilang, “aah, nggak asyik lo.. Nggak datang buka bersama! Kan buat silaturahmi.” Laah, coba pikir. Kalau misalnya anda sudah rutin setiap bulan bertemu arisan dengan teman kuliah, apa itu namanya bukan silaturahmi? Sama kan. Yaa walaupun bisa dipahami juga bahwa ini adalah bulan spesial.

Naah, mau tahu tips lain supaya anda tidak perlu datang ke 18 even tersebut? Putuskan pacar anda! Maka potensi anda hanya menjadi 8 even saja. Tentu saja ini hanya sebuah tips ekstrim nan gila sih. Jangan dicoba laah pokoknya. Tapi bisa dipertimbangkan, kan?

Intinya adalah bulan puasa akan menjadi satu bulan yang penuh dengan godaan, termasuk dari sisi keuangan. Jangan sampai lengah. Tetap waspada dengan setiap pengeluaran anda karena anda bisa menggunakan jumlah pengeluaran selama bulan puasa tahun ini untuk anggaran di tahun depan. Ingat! Anda juga masih harus beli baju lebaran, kan? Yaah, andai THR keluar di awal bulan puasa ya…

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ternyata



Ternyata..

Bener kata Abraham Maslow bahwa perasaan ingin diterima dan diakui sebagaimana adanya kita itu merupakan kebutuhan yang hakiki dalam diri tiap manusia. Kita suka melupakan hal ini. Kita lebih cenderung untuk menilai orang berdasarkan apa yang mereka perbuat. Padahal, kita seringkali nggak tahu apa-apa tentang orang itu.

Pernah suatu kali dalam wawancara di Oprah Show, seorang ibu yang suaminya dituduh memerkosa anaknya sendiri (bukan ayah kandung anak itu) bilang gini sama Oprah ‘Kamu tidak berhak menilaiku karena kamu tidak tahu dan tidak mengalami apa yang kualami..’. Aku tadinya nggak ngerti maksud perkataan itu. ‘Nggak berhak menilai gimana?? Wong udah jelas kamu salah. Sudah jelas suamimu salah. Kenapa kami nggak berhak menilaimu??’ Begitulah kira-kira kalo aku jadi Oprah.. Tapi lama-lama aku baru menyadari maksud yang sebenarnya.

Kita gampang sekali tergoda untuk menilai atau menghakimi orang lain. Kita melihat perbuatan orang dan berkomentar. Kita denger berita tentang seseorang dan menyampaikan pendapat kita. Padahal, kita sama sekali nggak tahu apa-apa tentang orang itu. Bahkan, menurut penulis buku ‘Rahasia Kekuatan Bujukan’, kita bisa saja menghabiskan 75 tahun hidup bersama dengan seseorang dan tak mengetahui apa-apa tentang orang tersebut!

Weleh.. weleh.. Ini mungkin terlalu ekstrem. Tapi nyata. Jangankan orang lain, diri kita sendiri aja kadang kita nggak kenal.. Makanya buku self-help, motivasi, pengembangan diri dsb laris manis di pasaran kaan.. Kalo tiap orang mengenal dirinya dengan baik, kayaknya buku-buku tersebut nggak bakalan selaris itu deh..

Aku seringkali melihat juga kecenderungan ini dalam diriku. Ngeliat orang gini, sibuk ikut ngasih opini. Ngeliat orang digossipin, ikut sibuk berkomentar, padahal sih gak ada yang nanyain pendapatku.. hehe. Tapi gimana ya, kayaknya seneng aja ikut rame..

Setelah mengalami sendiri segala sesuatu yang sensasional, fantastis, bombastis, spektakuler, dahsyat, mutakhir dan terpercaya seperti Bukan Berita Bukan Empat Mata, baru deh aku ngeh dengan kata-kata si ibu yang di Oprah Show tadi.. Yup! Kita nggak berhak menilai dan menghakimi orang hanya karena kita melihat perbuatannya. Toh kita nggak tahu apa motivasinya, latar belakangnya, kebutuhan-kebutuhannya, dsb. Kita juga tidak pernah menjalani hidup seperti yang dia jalani. Jadi, kita memang tidak berhak! Tapi yah.. gimana sih, sifat dasar manusia..

Kadang aku juga gerah dengan segala tuntutan masyarakat ketimuran yang kebanyakan ‘nggak enak’ itu. (Mungkin kurang bumbu penyedap kali yee..). Kita seringkali jadi terpaksa melakukan ini dan itu karena perasaan nggak enak. Kadang, orang suka kalo kita nrimo dan ‘melakukan segala sesuatu seperti yang telah ditentukan’ bagi kita. Padahal, nggak jarang dengan melakukannya kita jadi mengesampingkan nilai-nilai dan hakekat hidup kita yang sebenarnya. Coba pikir, hanya karena ‘nggak enak’, berapa kali kita sudah korban perasaan? Berapa banyak kali kita melupakan tujuan kita yang sebenarnya? Duuh.. pusing amat sih perasaan ‘nggak enak’ ini!!!

Bukan sok western, tapi aku suka aja dengan filosofi orang barat yang straight, nggak urusan, menjunjung tinggi individualisme, dan liberal. Bukan menyangkali kodrat kita sebagai makhluk sosial, tapi nggak enak banget kan kalo segala sesuatunya harus diselesaikan keroyokan? Kenapa sih kita nggak bisa membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri dan menerimanya apa adanya tanpa menuntutnya menjadi seperti yang kita harapkan, atau mengkritik kekurangannya, atau menilai performanya seakan kita sendiri mampu melakukannya lebih baik daripadanya? Siapalah kita ini sebenarnya?

Well.. ada saat kita perlu untuk menampilkan yang terbaik dari diri kita. Tapi ada juga saat-saat kita seharusnya boleh mengungkapkan sisi lemah kita kepada orang lain. Toh dengan demikian kita jadi menyadari bahwa kita semua adalah manusia yang sama dan sederajat di hadapan Yang Illahi. Mengapa kita puas dengan tampilan baik dari orang lain, sementara kita menyadari bahwa itu hanyalah sesuatu yang semu? Mengapa kita suka dengan kalimat-kalimat manis padahal kita tidak tahu ketulusan hati orang yang mengucapkannya? Bukankah lebih baik kita mendengar dan melihat kejujuran walaupun menyakitkan? Mengapa kita cuma mau menerima yang baik dari seseorang dan tidak bersedia menerima kekurangan-kekurangannya?

Hmghh.. Sejujurnya aku juga capek dengan gaya hidup seperti itu. Tuntutan-tuntutan untuk selalu memberikan yang terbaik, yang sempurna, yang memuaskan.. sementara gejolak dalam diriku.. apa ada yang bersedia memahami? Krisis-krisis yang berkecamuk hebat dalam jiwaku.. apa ada seseorang yang bersedia membuka hati untuk peduli? Apa ada yang berusaha untuk mengerti? Hmghh.. sejujurnya, mungkin mengenalku pun tidak, tapi yeah.. entahlah. Sepertinya tiap orang berhak untuk mengemukakan pendapatnya masing-masing..

Kenapa sih kita suka mencari kambing hitam atas segala persoalan yang terjadi? Kenapa bukan kita sendiri yang mencari jalan keluarnya? Kenapa kita harus sibuk berkomentar, menyalahkan sana sini, menunjuk, menilai, mengkritik dan mencari pembenaran?

Hmghhh..

Siapa yang tahu di mana jawabnya? ^^

Rabu, 01 Agustus 2012

Hidup Ini Ya Begini

Hidup ini memang keras. Kejam dan nggak ramah bagi banyak orang. Bahkan kadang kita pikir, hidup hanya bersikap ramah pada segelintir orang yang yeah.. katakanlah.. punya duit? Sukses? Tapi kalo kita tanyakan lagi pada mereka, pasti mereka akan menjawab hal yang sama. Hidup berlaku tidak ramah pada mereka pada awalnya. Barulah setelah mereka bekerja keras dengan tekun, hidup mulai melunak dan menunjukkan wajah manisnya.
Okay. Mungkin nggak semua. Anda mungkin beranggapan hidup itu manis dan menyenangkan. Well, nggak ada salahnya. Apapun pendapat kita, kita berhak mengemukakannya sesuai dengan cara pandang kita terhadap kehidupan.

Aku hanya memikirkan tentang berbagai hal yang bisa terjadi dalam hidup. Nggak selamanya yang terlihat manis, tenang dan datar itu seindah kelihatannya. Kita hanya melihat permukaannya. Kita nggak bener-bener tahu apa yang sedang bergejolak di dalam. Dalam banyak kesempatan, aku menyaksikan bahwa yang terlihat bergejolak belum tentu lebih parah dari yang terlihat aman tadi. Banyak latar belakang dan alasan harus kita perhatikan.

Yeahh.. mungkin postingan kali ini terdengar bagai misteri. Memang iya. Banyak hal terjadi dalam hidup yang nggak bisa begitu saja kubagi dengan Anda semua, para pembaca.. Tentang perasaan-perasaanku, keluargaku, saudaraku, banyak hal deh yang ribet and rumit, seru tapi nggak penting kalo diceritakan pada orang yang nggak ngerti.

Aku cuma berharap melalui setiap kesempatan dan peristiwa yang terjadi dalam hidup, aku bisa menarik pelajaran dari dalamnya. Toh pengalaman bukanlah guru yang terbaik. Guru yang terbaik adalah pengalaman yang direnungkan dan diambil hikmahnya. Kegagalan misalnya, akan tetap menjadi kegagalan sampai kita memelajari sesuatu darinya. Selama tidak, kita akan tetap berurusan dengan kegagalan dalam hidup. Dan dalam banyak peristiwa, pengalaman paling buruklah yang biasanya mengajari kita nilai-nilai penting tentang kehidupan. Kalau kita memelajari kisah tokoh-tokoh ternama dunia, kita bisa melihat bahwa mereka menjadi besar bukan karena mereka terlahir untuk itu, melainkan karena mereka menghadapi sesuatu yang keras, berjuang dengan tekun sehingga berhasil mengatasi penderitaan hidup dan memenangkan pertandingan. Orang-orang seperti inilah yang pada akhirnya kita kenal dengan menyandang predikat sukses. Tanpa perjuangan, kerja keras dan ketekunan, mungkin mereka akan berakhir sama seperti orang biasa lain di dunia ini. Tanpa nama.

Jika Anda menghadapi kesukaran dan mengalami penderitaan yang Anda anggap cukup berat, bersyukurlah. Itu berarti Anda luar biasa. Hanya orang biasa yang akan menghadapi pengalaman-pengalaman biasa. Orang-orang yang luar biasa mengalami hal-hal yang luar biasa. Bahkan mereka mengubah sesuatu yang biasa jadi luar biasa. Anda tak bisa menginginkan hidup Anda biasa-biasa, aman, terkendali, menyenangkan dan berharap jadi seseorang yang luar biasa. Itu tidak mungkin. Anda baru bisa menjadi luar biasa jika Anda telah mengalami banyak peristiwa yang luar biasa, namun terus menghadapinya hingga berhasil mengalahkannya. Itu adalah hukum kehidupan yang tak bisa dibantah. Apa beda permata dan batu biasa? Batu biasa tetaplah batu biasa jika ia tidak diasah, ditempa, digesek dan digoncang oleh kerasnya keadaan sekelilingnya.

Apapun yang tidak membunuhmu, akan menjadikanmu lebih kuat, kata pepatah. Jika suatu persoalan tidak membunuh Anda, maka Anda harus mendapatkan sesuatu yang meningkatkan nilai Anda dari persoalan tersebut. Please dehh.. ini bukan waktu untuk merenungkan hal-hal sepele dan nggak jelas. Sudah bukan waktunya untuk merasa sebagai korban dan minta dikasihani. Bangkitlah, tegaklah, Anda luar biasa. Sampai Anda mengalaminya sendiri, Anda akan memahami bahwa hidup ini bukanlah keajaiban yang turun dari langit, tapi hadiah yang harus Anda perjuangkan untuk tampil sebagai pemenang.

Viva la vida! ^^

Sabtu, 28 Juli 2012

“Senyum Semangat”

ya dua kata yang sangat aku suka..

mengapa?? karena dia memiliki senyum yang indah yang dapat membuatku semangat.
entah mengapa aku merasa tenang jika aku melihat dirinya..
tenang rasanya.. tenang sekali..
setiap ku merasa emosi atau badmood, yaa… dengan melihat atau bertemu dengannya hati ini begitu tenang
emosi ini hilang seketika..
dulu.. aku suka melihat dan mencuri2 pandang ketika dia lewat di fakultas atau kelas dia sedang disamping kelasku..
yaaa.. aku tau waktu itu aku sedang jatuh cinta sepertinya..
I love all about him..
I love all he did..
waktu itu.. aku hanya mengagumi dirinya dari jauh saja, sebatas aku mengenal namanya.. meskipun no hp dirinya ada di contact hp ku, rasanya hanya untuk pajangan saja..
begitu senang rasanya cerita k sahabat2 yang selalu mendengarkan cerita diriku yang sedang berbunga2..

aku dikagetkan oleh dia karena dia masuk k duniaku..
dunia dimana aku sedang menjalaninya..
tapiii….
tiba-tiba…
sesuatu datang menghampiri kita..bukan kita.. tapi kami..
kami yang berada di situ.. aahh… dia terlihat galau.. dia menceritakan bagaimana dia pada saat itu sedang mengalami hal2 tersulit..
baaimana ini? aku bisa apa? seandaikan bibir ini mampu berbicara, maka aku akan meminjamkan bahuku untuk tempat dia bersandar..
aku merasa sangat bersalah telah membawa dunianya ke duniaku yang mungkin baru baginya..
aku berterimakasih dan bersyukur dengan ini semua aku bisa lebih mengenal dia.. aku jadi tau bagaimana dia, bagaimana dia senang bagaimana dia sedih.. dan aku sangat berterimakasih akan hal itu..
tapiiiiiiiiiiiii lagi dan lagi..
justru dengan itu.. itu membuatku sedikit tidak nyaman.
mengapa??
teman sepermainannya membuatku tak nyaman.. itu juga mungkin yang membuat dia tak nyaman..
mungkin ini karena kehadiranku disini..
tapi jujurr aku menyemangatimu, aku terus disampingmu tulus dari dalam hatiku..
tak pernah ingin dibalas atau kau membalas perasaanku..aku tak sedikitpun berfikir seperti itu.. yang aku inginkan adalah senyum yang dulu aku suka kini kembali ada diwajahmu yang tampan itu.
kini aku tak pernah meliat senyum itu.. sekalipun kau senyum, aku tau itu terpaksa.. aku tau itu tanpa kau bilang..
aahhh.. aku harus bagaimana?
ada beberapa temanku dan temanmu yang memnyuruhku disisimu selalu, memberimu semangat..
tapii..maaf, aku takbisa.. karena dia tak menginginkannya.. dan aku tau itu..

saat ini..
dia berbeda.. perlahan dia menjauh dariku..atau apakah ini hanya perasaanku saja?
aahh memikirkannya saja aku bingung.. tak pernah ada lagi sms yang membuat aku semangat.. tak ada lagi kata2 semangatku untuk dirinya..
hilang seketika.. hilang seketika.. hilang seketika..
aku takut dia menghilang.. tapi justru aku yang akan menghilang.. dengan begitu, aku jamin dia akan nyaman tanpa aku yang terus ada disisinya..
inilah jelekku..menyerah dan berfikir negatif.. tapi fikaranku justru didukung dengan tingkah lakunya terhadapku, jadimau tak mau aku berfikir mungkin lebih baik aku yang pergi.. kau tetap disini karena semua orang membutuhkanmu disini.
senyum semangatku sekarang perlahan2 memudar.. bagaimana aku mendapatkan lagi semangatku tanpa melihat senyumnya?
aahhh apa dia akan membaca tulisanku ini?
jika iya apa tau ini adlaah untuknya? kapan dia akan tau perasaanku tanpa dia merasa bersalah atau tanpa aku merasa malu?
mengapa ini semua terjadi?..memang..memang.. memang ini salahku dari awal.. jika saja aku tak membawanya ke duniaku, ini tak kan seperti ini..
situasi saat ini pun masih membuat kau taknyaman.. bisakah kau bersabar sebentar dan sedikit lagi? karena acara ini akan berakhir, maka aku juga akan jarang bertemu denganmu lagi.. dengan begitu kau akan menjadi pria yang dulu aku kagumi..
aku lebih baik memilih melihat kau dari jauh dari pada melihatmu didepanku dengan penuh terpaksa.. itu sangat menyakitkanku.. sangat sakit..
akankah aku mendapatkan apa yang aku inginkan? sementara kau seperti ini?
terlebih saat ini sepertinya aku dan dirinya terlihat seperti “perang status” di jejaring sosial..

haiii pria yang sampai saat ini masih aku kagumi..
aku titip padamu jika kau membaca ini.. janganlah kau jatuh lagi..jika kau jatuh lagi, jangan tunjukkan muka seperti itu lagi..jika suatu saat nanti aku bertemu denganmu lagi, aku harap kau tersenyum tulus padaku meskipun pada saat itu kau sudah tau isi hatiku..
aku berharap kau mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dan bisa disampingmu terus menyemangatimu dan tanpa menyerah sedkitpun..
aku masih tetapmelihatmu dari kejauhan..aku harapkau baik2 saja besok dan seterusnya..
jika kau tiba2 teringat akan aku,aku akan selalu ada untukmu.. jangan sungkan2 berbicara padaku meskipun aku yang pasti akan sungkan dan canggung terhadapmu..
senyum semangatku..
aku berharap besar padamu untuk tak seperti saat ini lagi..
tetaplahmenjadi senyum semangatku yang setiap melihat atau mengingat sosokmu terus membuatku semangat..

sekian dan terimakasih sudah membuat hidupku berarti.. terimakasih sudah memberi kesempatan padaku untuk mengenal jauh dirimu..
terimakasih..

maaf membuatmu tidak nyaman..
aku paham itu..
jaga baik2 dirimu nanti dan jadilah pria kuat ^^

annyeong !! ^^

Jumat, 27 Juli 2012

Ingin Mengulang yang tenggelam

Kau katakan dengan penuh semangat,bahwa engkau tak pernah bisa melupakan. Meski sejenak saja melepas jejaknya yang pernah hadir, kamu tahu aku ingin melupakannya, keluhmu kuat. Tapi aku tak pernah bisa. Ia melekat. Erat.

Melihat senandungmu, seperti menyaksikan matahari tiba-tiba redup. Bukankah memang semacam itu yang kita sebut dengan kenangan dan nostalgia? Ia senantiasa berputar-putar dan menari seolah ingin berbisik; aku pernah hadir dalam hidupmu dan takkan pernah pergi dari hadapanmu. Aku akan senantiasa menguntit dan mengikuti kemanapun engkau pergi dan ingin lari.


Bukankah, memang begitulah yang namanya kenangan? Nostalgia? Kita selalu teringat, sebuah nuansa-nuansa romantis yang tak terlupakan.Bukankah, dalam kenangan, kita memang hanya mengingat-ingat sesuatu yang cukup dramatis, dari keindahan dan ketidakindahan sejarah saat-saat bersamanya?

Sesungguhnya, bukankah itu yang membikin sebuah kenangan menjadi begitu elok dan anggun? Kita ternyata tak sedang mengingat-ingat tentang dirinya. Ternyata yang kita ingat-ingat adalah kesan-kesan saat bersamanya.

Kita bukan mencintainya, tapi sebatas mencintai kebersamaan dan onggokan kesan-kesan yang tercipta, terekam?

Kita telah terpaut oleh segala peristiwa saat-saat bersamanya. Kita terpaut untuk segera mengulanginya kembali, kita merasa senantiasa merindukannya kembali terulang.

Ada rasa ingin kembali ada disana, menginginkan kenangan itu benar-benar masih terjadi
dan belum pergi.
 

enno's world Template by Ipietoon Cute Blog Design