Salah jika kita sering menganggap banyak yang tidak pasti di dunia ini.
Kematian.
Nasib.
Rezeki.
Jodoh.
Semuanya sudah diatur dan dijamin kepastian terjadinya. Hanya saja kita belum mengerti kebenarannya, maka dari itu muncullah sesuatu bernama prasangka.
Prasangka merupakan sesuatu yang mudah dan cepat, sangat instan merubah pola pikir dan sikap seseorang. Sekarang bagaimana kita menjaga prasangka ini supaya menjadi manfaat.
Prasangka buruk membawa kemurungan, begitu juga prasangka baik, pastinya akan membawa ketenangan.
Tidak baik mendahului apa yang kita ketahui, kata orang "apa yang kau pikirkan adalah apa yang akan kau dapatkan".
Ketika kita sedang memikirkan sesuatu,otak kita secara autonom memberi rangsang pada organ2 lain dan itu memberikan implikasi yang cukup riil, karena pada dasarnya otak berinteraksi dengan seluruh tubuh melalui sistem saraf yang memiliki beberapa komponen utama. Contohnya bila kita sedang gugup, pikiran pasti kacau, pendirian dan keyakinan mulai goyah, bermunculan sejuta "bagai bila.." "apakah mungkin..", lalu tiba2 perut kita menjadi mulas. Seperti dijelaskan dalam Harvard Mental Health Letter bahwa ada sistem saraf informal yang dikenal sebagai 'brain-gut axis' atau sumbu otak-usus diduga sebagai penyebabnya.
Merugikan bukan? Dimulai dari prasangka jangan-jangan nanti aku tidak bisa" atau sejenisnya.
Tapi sebaliknya, bila kita mempunyai sinyal prasangka yang baik, itu akan membuat kita semakin kuat dan percaya diri. Dimulai dari "aku pasti bisa, karena aku telah berusaha" atau "tidak ada yang tidak mungkin,Tuhan pasti memberi jalan" dll.
Sebenarnya mudah memunculkan suntikan2 pemikiran positif, ini hanya masalah kebiasaan. Pasti ada perbedaan seseorang yang biasa berpikir positif dan dia yang masih sering merasa rendah diri.
Ketika kamu merasa yakin, maka muncul juga efek rasa tanggung jawab untuk berusaha melakukan yang terbaik. Rasa tidak akan putus asa juga akan terasa seiring tumbuhnya keyakinan itu sendiri.
Berawal dari prasangka, maka akan muncul keyakinan, kekhusyukan doa, dan berlabuh pada rasa rela nan pasrah untuk jawaban terbaikNya.
Kematian.
Nasib.
Rezeki.
Jodoh.
Semuanya sudah diatur dan dijamin kepastian terjadinya. Hanya saja kita belum mengerti kebenarannya, maka dari itu muncullah sesuatu bernama prasangka.
Prasangka merupakan sesuatu yang mudah dan cepat, sangat instan merubah pola pikir dan sikap seseorang. Sekarang bagaimana kita menjaga prasangka ini supaya menjadi manfaat.
Prasangka buruk membawa kemurungan, begitu juga prasangka baik, pastinya akan membawa ketenangan.
Tidak baik mendahului apa yang kita ketahui, kata orang "apa yang kau pikirkan adalah apa yang akan kau dapatkan".
Ketika kita sedang memikirkan sesuatu,otak kita secara autonom memberi rangsang pada organ2 lain dan itu memberikan implikasi yang cukup riil, karena pada dasarnya otak berinteraksi dengan seluruh tubuh melalui sistem saraf yang memiliki beberapa komponen utama. Contohnya bila kita sedang gugup, pikiran pasti kacau, pendirian dan keyakinan mulai goyah, bermunculan sejuta "bagai bila.." "apakah mungkin..", lalu tiba2 perut kita menjadi mulas. Seperti dijelaskan dalam Harvard Mental Health Letter bahwa ada sistem saraf informal yang dikenal sebagai 'brain-gut axis' atau sumbu otak-usus diduga sebagai penyebabnya.
Merugikan bukan? Dimulai dari prasangka jangan-jangan nanti aku tidak bisa" atau sejenisnya.
Tapi sebaliknya, bila kita mempunyai sinyal prasangka yang baik, itu akan membuat kita semakin kuat dan percaya diri. Dimulai dari "aku pasti bisa, karena aku telah berusaha" atau "tidak ada yang tidak mungkin,Tuhan pasti memberi jalan" dll.
Sebenarnya mudah memunculkan suntikan2 pemikiran positif, ini hanya masalah kebiasaan. Pasti ada perbedaan seseorang yang biasa berpikir positif dan dia yang masih sering merasa rendah diri.
Ketika kamu merasa yakin, maka muncul juga efek rasa tanggung jawab untuk berusaha melakukan yang terbaik. Rasa tidak akan putus asa juga akan terasa seiring tumbuhnya keyakinan itu sendiri.
Berawal dari prasangka, maka akan muncul keyakinan, kekhusyukan doa, dan berlabuh pada rasa rela nan pasrah untuk jawaban terbaikNya.
0 komentar:
Posting Komentar