Jumat, 11 Mei 2012

Met Ultah

Besok adalah hari ulang tahun mantanku, tapi entah kenapa.. aku merasa bimbang. Bimbang sekedar tuk mengucapkan ucapan “Selamat Ulang Tahun” buatnya. Ada alasan tersendiri yang membuat diriku bimbang seperti ini, salah satu alasannya mungkin karena rasa gengsi.

Ya, masih terpelik sedikit rasa gengsi untuk mengucapkan kata itu. Lama sudah aku tidak mengobrol dan bersapa salam dengannya. Aku merasa canggung jika menyapa hanya sekadar mengucapkan :

“Selamat Ulang Tahun… Jangan lupa makan-makannya. Semoga hari ini hidupmu makin Indah. Menjadi Lebih bijaksana. Kudoakan mendapatkan orang yang dicinta (pasti akan terasa sesak buatku sewaktu mengucapkan kata seperti itu)

Namun aku tidak ingin berkata seperti itu kepadanya. Aku tidak mampu..

Banyak yang menyarankan kepadaku untuk melupakannya (baca: pura-pura lupa). Tapi juga tetap tidak bisa. Bagaimana bisa melupakannya? Hari Ulang Tahun mantanku bertepatan dengan hari Ulang Tahun Ibuku. Setiap ibuku Ulang Tahun, pasti akan selalu teringat akan dirinya.

Namun jika tidak mengucapkan apa-apa, Aku juga kelak akan merasa bersalah.. bersalah karena tidak memperdulikannya. Bersalah karena aku pernah berjanji untuk tetap menyayanginya. Bersalah kepada paradigmaku yang menganggap cinta pertama adalah anugrah yang indah. Dan dia adalah “Cinta Pertamaku”. Lalu, jika aku tidak melakukan sesuatu untuknya di hari Ulang Tahunnya, sama saja aku mengingkari semua perkataanku dan mengingkari anugrah yang indah. Seolah-olah seperti lari dari kenyataan dan plin-plan.

Namun juga ada satu hal lagi yang membuat aku merasa berat untuk mengucapkan kata itu. Tahun lalu aku mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” untuknya dan juga memberikan hadiah kado di hari ulang tahunnya. Tapi, tidak ada tanggapan yang kudapat darinya (oh, my God). Aku ngerasa.. ngerasa dia tidak membutuhkan perhatianku, dia tidak membutuhkan ucapan dan hadiah dariku. Keyakinan itu menjadi semakin bertambah tatkala dihari Ulang Tahunku dia diam tanpa ucapan selamat untukku!!

Baiklah, aku mengalah jika tidak mendapat kado Ulang Tahun, tapi ini… ucapan pun tak aku dapatkan. Jujur, aku memang sangat menginginkan ucapan darinya. Mungkin itu adalah harapan terbesarku saat itu.

Namun tak lama kemudian aku mendapat nasehat yang indah dari seorang temanku. Mungkin bukan bagian dari nasehat, tapi sebuah saran yang baik untuk seorang sahabat. Dia mengatakan “Jikalau kamu menghargainya, ucapkan saja walau tidak mengirimkankan kado”. Kemudian dia melanjutkan, “Just Say Met Ultah.. gak usah pake kata-kata lain lagi”.

Mendengar jawabannya aku menjadi bingung dan bertanya, “Alasannya?”

Dia menjawab, “Ya, itu cuma buat memastikan kalau kamu tidak lupa sama dia. Tapi juga ngartiin kalau dia gak selamanya mempengaruhi hidup kamu”.

Aku terdiam lama..

Dan setelah kupertimbangkan, jawaban ini sangat masuk akal buatku. Aku setuju dengan saran temanku itu. Sekarang aku tidak bimbang lagi, aku menjadi yakin tuk ucapkan kata “Met ULTah..” kepada orang yang pernah aku sayangi.

Well, ini adalah jawaban yang aku butuhkan saat ini. Aku menjadi lega… sangat lega setelah mendapat saran dari temanku itu…

Bahkan sempat heran juga, kenapa aku terlalu mengambil pusing hanya karena mempermasalahkan ucapan Selamat Ulang Tahun? Sebenarnya tidaklah terlalu sulit kuucapkan kata “Met ULtah..”. Namun aku terlalu berat memikirkan pertimbangan-pertimbangannya, dan tidak berpikir rasional seperti temanku itu. Walau kata-kata temanku sangat umum didengar, namun memiliki makna yang indah.

Terima kasih teman, untuk saran yang baik.

Aku akan “bersegera” memberikan ucapan selamat untuk dia yang pernah kucintai dengan perasaan ikhlas. Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

 

enno's world Template by Ipietoon Cute Blog Design