Apa benar aku dan kamu sudah dewasa? Walaupun kita masih butuh air mata untuk mencerna semua yg sulit kita mengerti. Benarkah aku dan kamu
sudah sangat siap untuk menjadi kita?
Sebenarnya apa? Yg ada di dalam
ruang imajinasi otakku dan ruang imajinasi otakmu? Apakah terpikirkan
oleh kita untuk melanjutkan apa yg sedang kita jalani ini?
Aku tidak tau mengapa
berkali-kali pertengkaran diantara kita selalu terjadi. Aku tidak
mengerti apa salahku dan apa salahmu yg membuat kita selalu beradu
argumen tanpa mengerti situasi. Ada batu yg sangat keras di dalam kepalamu dan di dalam kepalaku. Ada aliran sungai yg begitu deras dalam
bahasa, dan tutur kata diantara aku dan kamu. Mengapa kita tidak pernah
merasa lelah mencari masalah? Mengapa aku dan kamu selalu senang menyelami "jurang" perbedaan? Mengapa kita masih saja saling menyakiti jika kita memang saling mencintai?
Aku benci bagian dimana ketika kita selalu saling menyalahkan. Aku benci saat emosi di dalam diriku dan dirimu menjadi begitu dominan saat kita tidak mampu berbicara dengan kepala dingin.
Mungkin kita masih terlalu dini untuk mengerti apa yg terjadi. Kita
masih terlalu kecil untuk mengetahui rencana besar yg Tuhan selipkan
dalam pertemuan kita.
Ckckck, ini bukan yg pertama. Ini
sudah terjadi entah berapa kali. Tapi, aku dan kamu selalu memilih dan
memutuskan untuk kembali.
Kembali menjadi kita.
Aku pikir ini seperti
siklus rantai pertemuan dan perpisahan yg sulit ditebak waktu dan
kronologinya. Jika kita berunglang-kali mengucap kata perpisahan,
salahkah jika kita mengharapkan kembali sebuah pertemuan?
*Maaf untuk pertengkaran tadi
Aku memang belum siap
untuk menjadi apa yg seperti kamu harapkan
0 komentar:
Posting Komentar