Tersenyumlah…
Walau hatimu dirundung duka
Tersenyumlah…
Walau hatimu menangis pilu
Tersenyumlah…
Meski hatimu terluka
Ah, sungguh mudah mengucapkan kata-kata itu…
Tapi aku tidak bisa membohongi hati kecilku karena senyum yang aku berikan kala hati sedang diliputi kesedihan terkadang seperti suatu keterpaksaan. Aku tahu bahwa memberikan senyum itu ibadah. Tapi terkadang terasa berat ketika harus menyembunyikan kesedihan dan kepedihan dengan tetap tersenyum.
Sungguh tidak enak memberikan senyuman karena keterpaksaan terhadap orang lain, sehingga terkesan tidak tulus. Karena ketika hati sedang tak ingin tersenyum. Sebuah senyum yang diberikan seperti sebuah kepura-puraan belaka.
Kemana hilangnya senyuman tulus kala hati dirundung duka? Mungkinkah tertutup awan mendung… entah
***
Maka biarkanlah aku mencari sebentuk senyuman tulus…
Bukan senyum kegetiran yang akan aku berikan
Bukan pula senyum sinis yang mengiris hati
Pun bukan senyum misterius bak Monalisa
Apalagi sebentuk senyum manis yang memabukkan
Aku hanya ingin memberikan senyuman tulus…
senyuman yang menyejukkan kalbu
Senyum ikhlas tanpa keterpaksaan
***
Maka tersenyumlah tanpa perlu orang lain tahu bahwa dibalik senyuman yang kita berikan sesungguhnya kita sedang dirundung kesedihan.
Maka tersenyumlah tanpa perlu orang lain tahu bahwa dibalik senyuman yang kita berikan itu sesungguhnya hati kita menangis.
Maka tersenyumlah tanpa perlu orang lain tahu bahwa kita sedang tidak ingin tersenyum karena ada sesuatu yang membuat hati kita kecewa.
Maka tersenyumlah tanpa perlu orang lain tahu bahwa dibalik senyuman itu tersimpan kepedihan yang teramat sangat.
Maka tersenyumlah walau pahit yang kita rasakan, tapi akan terasa manis bagi yang menerima senyuman kita…
0 komentar:
Posting Komentar