Sosok itu awalnya asing bagiku. Saat pertama kalinya aku lahir ke dunia,
penuh darah, dan tidak berdaya, menjerit, dan menangis, ada seorang
wanita cantik mengangkatku, mencium keningku, merangkulku erat, penuh
kasih sayang, dan, cinta. Lalu ada seorang pria tampan, datang
mendekatiku. Aku tidak tau, mengapa wanita cantik itu mengalihkan dan
memberikanku kepada pria tampan itu. Dipeluknya aku oleh pria tampan
itu, diciumnya, aku merasakan kehangatan yg diselimuti rasa kasih
sayang, dan, cinta. Tiba tiba mereka berkata "anakku". Dunia menyambutku dengan kesenangan, penuh dengan senyuman dan airmata kebahagiaan.
Aku tumbuh. Aku mulai tau siapa mereka. Perlahan aku mengenali mereka. Mereka
tertawa saat melihatku tertawa. Mereka mulai panik saat aku menangis
meminta makanan dan minuman, atau ingin buang air kecil atau besar.
Mereka khawatir saat imun tubuhku menurun dan suhu tubuhku tiba tiba
naik. Mereka mengajarkanku mengeja kata demi kata, menulis huruf demi
huruf, berjalan selangkah demi selangkah, mengajarkanku kebaikan, mereka
mengajarkanku segala hal. Mereka sangat perduli kepadaku. Saat
aku sudah mahir mengeja, aku mulai bisa memanggil mereka. Saat aku sudah
mahir menulis, aku mulai menulis nama mereka. Saat aku sudah mahir
berjalan, perlahan aku bisa menggapai dan menghampiri mereka. Ibu dan bapak Orang tuaku. Itulah mereka. Sosok yg awalnya asing bagiku, kini
sudah tidak asing lagi.
******
Saat aku mulai berumur, mereka mengajakku keluar rumah untuk
mengenal dunia luar. Berbaur dengan orang lain, dengan dunia baru.
Mereka mengajakku ke suatu tempat. Sebuah bangunan, yg banyak sekali
orang yg tinggi badannya sama sepertiku. Ibu dan bapak
ku bilang, aku
bisa menyebut mereka "teman". Aku mulai bergabung dengan mereka, bermain, dan berbagi segala hal. Dan disanalah aku mulai mengerti apa itu artinya teman. Diantara mereka, aku menemukan teman yg paling membuatku merasa nyaman. Teman
yg membuatku merasa nyaman itu lebih mengertiku, dan setia
mendampingiku saat aku sedang sedih atau gembira. Kami selalu bersama.
Dan saat itulah aku mulai mengerti apa itu artinya persahabatan.
Kemudian aku melihat ada beberapa ruangan. Aku mendengar ada suara
lonceng yg berbunyi 3x. Ibu dan bapakku bilang, aku harus masuk kelas.
Kelas adalah dimana aku bisa mendapatkan banyak pelajaran, dan segala
hal baru yg belum aku ketahui sebelumnya. Tapi, jika aku masuk ke dalam kelas, aku harus berpisah dengan sahabatku. Orang yg paling mengertiku, dan selalu ada untukku. Saat itulah aku mulai mengerti apa itu perpisahan, dan saat itu juga aku benci dengan perpisahan.
******
Dan sampai sekarang, begitulah seterusnya hidupku. Diajarkan hal baru,
mengenal hal baru, memahami hal baru, pengalaman baru. Kebaikan,
kepedulian, kebencian, kasih sayang, dan cinta. Terus dan terus
berputar. Hidup tidak pernah mengajarkan kejelekan, dan hidup tidak
pernah jauh dari itu semua.
0 komentar:
Posting Komentar